Thursday, April 19, 2007

19 april, 2007


berada aku
ditempat itu
hawa hujan kemarin tersisa
menyebabkan angin berhembus dingin
tetap aku menahan
hanya untuk satu kesempatan
melihatmu menjadi perempuan senja.

Pulas.


Pulas
Oil on canvas
Ukurannya lupa

bangun!!!
kau apatis
terlalu apatis
belum puaskah pulasmu?
ternyata sama ketika terjaga
kala tidur pun nampak angkuh muka
jabarutmu penuh dibumi
menginjak-injak penghuni
mereka tersenggal-senggal nafas
kau tak menggagas
malam-malam kau berlebihan kenyang
sementara mereka terlampau lapar
bangun dan sapalah manfaat
sekedar menyisihkan recehan
bagimu tak sulit bukan?

Wednesday, April 18, 2007

?????? nunggu inspirasi

Masih kaku.
kulirik kanvasku menanti
tak sabar
berharap kugagahi
dengan sukaku
lalu kubisikkan padanya
sabarlah.......
sekejap lawanlah beku
tunggu aku memulung sisa warna
yang sekiranya kau nampak molek dipolesnya
kemudian indah
teramat indah
sehingga benak murungku enyah
bergantikan senyum
karna hasilnya.

Saturday, April 14, 2007

Morning in matruh..


Oil on canvas
ukurannya 42 x 56 cm.

Budaya berbeda. Aku tak mencela..

maap lukisan baru jdi 70%
(karya gagal)

Untukku untukkmu

jika kau rasakan berat, anggaplah ini bukan tuntutan, hanya harapan untuk kita usahakan

Bisakah kita satu, untuk tersenyum dalam pahit rasa.
Bisakah kita satu, untuk bertahan atas timpang keadaan.
Bisakah kita satu, dalam perih terpa cobaan.
Bisakah kita satu, dalam liku terjal kehidupan.
Bisakah kita satu. hingga kusut kulit keriput.
Bisakah kita satu, hingga uban terkubur kemudian.
Bisakah kita satu dan selalu satu.

Jika kau masih rasakan berat,
cobalah menarik simpul dari hikayat kita, untuk direnungkan tentunya.
Kau tau, hikayat kita bukan fiktif adannya. Kita pun pernah membincangkannya, kemudian kita simpulkan sebagai takdir yang harus diterima, dengan alasan, kita tidak selamanya muda, dan tidak seterusnya menikmati gejolak hampa.

Kita adalah kausatif belaka.
Sebelum retak, tak ada salahnya jika kita berusaha mengindahkan yang indah, dengan merunduk dari semua yang palsu, untuk menuju dan menggapai jelas makna hidup.

Kita adalah ciptaan belaka. Sebelum lebur, tak ada salahnya jika kita berusaha mengadakan yang ada, dengan menepi dari semua yang buram, untuk meraih dan menuai nyata hakikat.

Karna tak lain kita hanyalah figuran dalam alur ceritaNYA.
Bisakah kita dengan sebaik dan sebagus mungkin memerankan karakter yang ditentukan dalam skenarioNYA.
.

Monday, April 2, 2007

Karunia (kesepakatan terkias janji)

Telah mekar puspa kehidupanku untuk yang pertama kalinya, elok menghiasi hari, tepat di musim semi tahun ini.
Selalunya ak anggap perihal ini adalah karunia sang Agung.
Adalah sabda bila suatu saat puspa akan layu, kering kemudian gugur akhirnya, sama juga halnya dengan hariku.

Saat ini.
Sedikitpun ak tak risau tentang itu, karena sudah ada kesepakatan antara aku dengan alam, juga dengan pembawa pawana yang akan selalu menyirami puspaku ketika menghampiri layu, semisal janji agaknya.
Walau kesepakatan sendiri bisa berubah sifatnya, namu aku tetap percaya akan abadinya kesepakatan itu.
Kecuali jika habis masa hayatku.