jika kau rasakan berat, anggaplah ini bukan tuntutan, hanya harapan untuk kita usahakan
Bisakah kita satu, untuk tersenyum dalam pahit rasa.
Bisakah kita satu, untuk bertahan atas timpang keadaan.
Bisakah kita satu, dalam perih terpa cobaan.
Bisakah kita satu, dalam liku terjal kehidupan.
Bisakah kita satu. hingga kusut kulit keriput.
Bisakah kita satu, hingga uban terkubur kemudian.
Bisakah kita satu dan selalu satu.
Jika kau masih rasakan berat,
cobalah menarik simpul dari hikayat kita, untuk direnungkan tentunya.
Kau tau, hikayat kita bukan fiktif adannya. Kita pun pernah membincangkannya, kemudian kita simpulkan sebagai takdir yang harus diterima, dengan alasan, kita tidak selamanya muda, dan tidak seterusnya menikmati gejolak hampa.
Kita adalah kausatif belaka.
Sebelum retak, tak ada salahnya jika kita berusaha mengindahkan yang indah, dengan merunduk dari semua yang palsu, untuk menuju dan menggapai jelas makna hidup.
Kita adalah ciptaan belaka. Sebelum lebur, tak ada salahnya jika kita berusaha mengadakan yang ada, dengan menepi dari semua yang buram, untuk meraih dan menuai nyata hakikat.
Karna tak lain kita hanyalah figuran dalam alur ceritaNYA.
Bisakah kita dengan sebaik dan sebagus mungkin memerankan karakter yang ditentukan dalam skenarioNYA.
.
Saturday, April 14, 2007
Untukku untukkmu
Posted by M Akhlis Nahari at 8:44 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment