Kau. Bagiku kau adalah bulan, yang tiba-tiba datang tak terduga menyorotkan sinar. Kalbuku yang sebelumnya sabur dan pekat tak terjamah pancaran, kini mendadak terang. Sempat aku menyangka kau adalah utusan. utusan yang membawakan berjuta petuah bijak nirwana. dan semua itu tersampaikan lewat lakumu. Aku sangkakan juga, kau adalah pengalun liturgi surga, dengan merdu alunanmu mampu mengantarkan menuju sadik akalku. Aku yakin. semua itu benar. karna sahajamu membuktikan. Juga dengan Cerita semalam. ketika aku mencoba merenungi arti hadirmu, dan memaknai dalam-dalam lintas tuturmu, lalu aku lama menangis. mungkin karna tertekan perasaan.
Juga Ketika melihat indah lakumu, muramku pun hilang, dan dari lakumu aku kembali memahami..mencoba beri'tibar tentang butuhku. Sosokmu anggun meliuk. menebarkan sesuatu..yg kuyakini itu adalah rona indah asmara.
zahro...
1 comments:
puisinya bagus. huhuhuhuhhuw.. menyentuh!
Post a Comment